Pengungkapan Kekerasan Seksual Melalui Ikon, Indeks, dan Simbol dalam Film Penyalin Cahaya

Mirza Kamal Pahlevi, Aslan Abidin, Ridwan Ridwan

Abstract


Penelitian ini bertujuan menganalisis ikon, indeks, dan simbol yang muncul dalam film Penyalin Cahaya yang disutradarai Wregas Bhanuteja. Pengungkapan ikon, indeks, simbol, diharapkan lebih membantu memahami tanda-tanda yang muncul berupa bahasa verbal dan visual film Penyalin Cahaya. Adapun teori atau sudut pandang atau teori semiotika mengenai trikotomi ikon, indeks, dan simbol dari Charles Sanders Pierce. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa ikon Teater Medusa dan mesin fotokopi, indeks fogging nyamuk dan tone hijau, serta simbol nama Suryani,  semua mengarah ke bentuk-bentuk pengungkapan mengenai kekerasan seksual. Film menjadi alat untuk menyadarkan masyarakat bahwa lembaga pendidikan tidaklah sepenuhnya aman bagi mahasiswa dan mahasiswi dalam menuntut ilmu pengetahuan.


Keywords


Ikon, indeks, simbol, kekerasan seksual, Penyalin Cahaya

Full Text:

PDF

References


Bhanuteja, W. (2021, Oktober 8). Penyalin Cahaya (Photocopier). Netflix, Inc.

Collier, R. (1998). Pelecehan Seksual: Hubungan Dominasi Mayoritas dan Minoritas. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Fatimawati, I., Arini, D., Hastuti, P., Ernawati, D., Budiarti, A., & Faridah, F. (2022). Pendidikan Seks sebagai Pencegahan Perilaku Seksual Beresiko pada Remaja. Journal of Community Engagement in Health and Nursing, 1(1), 28–38.

Fikri, F. N., Zafirah, K. S., Istikomah, R. S., Zahra, S., & Hasibuan, H. A. (2022). Penyalin Cahaya: Analisis Jenis Pelecehan Seksual Pada Film. Cinematology: Journal Anthology of Film and Television Studies, 2(2).

Firdausya, I. (2020, Januari 10). Perlunya Empati dalam Menghadapi Kasus Kekerasan Seksual. Media Indonesia. https://mediaindonesia.com/humaniora/282560/perlunya-empati-dalam-menghadapi-kasuskekerasan-seksual

Kartini, Deni, I. F., & Jamil, K. (2022). Representasi Pesan Moral dalam Film Penyalin Cahaya (Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce). Siwayang Journal: Publikasi Ilmiah Bidang Pariwisata, Kebudayaan, dan Antropologi, 1(3). https://doi.org/10.54443/siwayang.v1i3.388

Komala, L., & Ardianto, E. (2009). Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Krutnik, F. (1991). In a Lonely Street: Film Noir, Genre, Masculinity. Routledge.

Maleong, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Qualitaitve. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Noviana, I. (2015). Kekerasan Seksual Terhadap Anak: Dampak dan Penanganannya. Sosio Informa, 1(1), 13–28. https://doi.org/10.33007/inf.v1i1.87

Permatasari, M. S., & Amalia, D. (2022). Penyintas Kekerasan Seksual dalam Film Penyalin Cahaya. Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian, 8(2), 925–944.

Piliang, Y. A. (2004). Semiotika Teks: Sebuah Pendekatan Analisis Teks. Mediator: Jurnal Komunikasi, 5(2), 189–198.

Sewan, S. (1980). Seni Kerajinan Batik Indonesia. Balai Penelitian dan Pengembangan, Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industri, Departemen Perindustrian RI.

Sobur, A. (2003). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Stein, S., & Howard, E. (2002). The Eq Edge: Emotional Intelligence and Your Success, Ledakan EQ: 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih Sukses. Penerjemah Murtanto. Bandung: Kaifa.

Tuhepaly, N. A. D., & Mazaid, S. A. (2022). Analisis Semiotika John Fiske Mengenai Representasi Pelecehan Seksual Pada Film Penyalin Cahaya. Jurnal Pustaka Komunikasi, 5(2), 233.

Utami, P. I., Sari, A. P., Indrawati, S. W., & Fitriani, Y. (2022). Hegemoni dan Resistensi dalam Kasus Pelecehan Seksual: Analisis Simbol dalam Film Penyalin Cahaya. Silampari Bisa: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia, Daerah, dan Asing, 5(2), 409–422. https://doi.org/10.31540/silamparibisa.v5i2.1998




DOI: https://doi.org/10.25077/majis.5.2.131.2023

Refbacks

  • There are currently no refbacks.